NewsJabar.com – QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standar adalah sebuah standar pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server-based yang diluncurkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2019 .
QRIS memudahkan para pelaku usaha dan masyarakat dalam melakukan transaksi tanpa perlu membawa uang tunai atau kartu kredit.
Dengan QRIS, semua jenis transaksi pembayaran dapat dilakukan dengan mudah dan cepat hanya melalui satu QR Code. Hal ini menjadi solusi untuk mengurangi kebingungan dalam memilih metode pembayaran yang berbeda-beda dari setiap layanan e-wallet.
Selain itu, QRIS juga memberikan fleksibilitas dan kemudahan bagi para pelaku usaha untuk menerima pembayaran dari berbagai jenis e-wallet dan mesin pembayaran digital yang ada di pasar.
Kini QRIS telah menjadi sebuah solusi penting dalam memajukan transaksi nontunai di Indonesia dengan kemudahan dalam penggunaanya
Namun baru-baru ini Bank Indonesia (BI) menormalisasi biaya tarif QRIS dengan merchant discount rate (MDR) sebesar 0,3% untuk pelaku usaha mikro dan 0,7% untuk pelaku lainnya.
MDR sendiri merupakan biaya yang dikenakan kepada pedagang oleh penyedia jasa pembayaran yang distribusi atau besarannya ditetapkan oleh BI.
Dalam keterangan Erwin Haryono selaku Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI menuturkan PBI dengan nomor 23/6/PBI/2021 Tentang Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) tarif layanan QRIS tidak dikenakan kepada konsumen atau masyarakat.
Untuk itu erwin menegaskan bahwa jika ada atau menemukan pedagang yang mengenakan biaya tambahan tersebut dapat melaporkannya ke penyedia jasa pembayaran.
Dalam kebijakannya QRIS tidak mengenakan biaya kepada merchant katgor khusus seperti bantuan sosial atau bansos dan transaksi pembayara pajak, paspor, donasi sosial dan tempat ibadah.
